Solidaritas Umat dan Diplomasi Kemanusiaan BAZNAS dalam Tragedi Gempa Myanmar
Oleh: Marie Muhammad Wildan*

By Admin 28 Apr 2025, 15:02:47 WIB Opini
Solidaritas Umat dan Diplomasi Kemanusiaan BAZNAS dalam Tragedi Gempa Myanmar

Keterangan Gambar : Dok. Pribadi


Pada medio 2025, dunia kembali diingatkan akan rapuhnya kemanusiaan melalui bencana gempa bumi besar yang melanda Myanmar. Ribuan warga kehilangan tempat tinggal, fasilitas umum lumpuh, dan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan layanan kesehatan menjadi sangat mendesak. Termasuk umat Islam dan banyak fasilitas ibadah seperti masjid dan mushala ikut menjadi korban. Di tengah situasi ini, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Indonesia tampil tidak hanya sebagai lembaga zakat nasional, tetapi juga sebagai aktor penting dalam diplomasi kemanusiaan internasional.

Filantropi Lintas Batas Negara

Diplomasi kemanusiaan merujuk pada upaya memberikan bantuan, membangun jejaring, serta memperjuangkan akses kemanusiaan kepada mereka yang terdampak bencana, tanpa memandang perbedaan politik, suku, atau agama. Ketika BAZNAS mengirimkan tim bantuan ke Myanmar, mereka tidak hanya membawa bantuan logistik, melainkan juga membawa pesan solidaritas lintas batas.

Baca Lainnya :

BAZNAS mengukuhkan peran zakat sebagai instrumen yang melampaui sekat-sekat nasionalisme sempit. Bantuan yang dikirim – mulai dari tenda, paket makanan, obat-obatan, hingga pelayanan kesehatan darurat – adalah manifestasi nyata ajaran Islam tentang ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan).

Sinergi dengan Pemerintah dan Lembaga Global

Yang menarik, diplomasi kemanusiaan BAZNAS di Myanmar tidak dilakukan secara eksklusif. BAZNAS bersinergi dengan Kementerian Luar Negeri RI, organisasi kemanusiaan dunia seperti OCHA PBB, dan lembaga zakat internasional lainnya. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi penerima bantuan dunia, melainkan juga proaktif menjadi donor kemanusiaan global.

Sinergi ini juga penting dalam memastikan bahwa bantuan yang diberikan tidak terjebak dalam politik domestik Myanmar yang penuh tantangan. Dengan mengutamakan koordinasi multilateral, BAZNAS menjaga prinsip netralitas dan mengutamakan akses langsung kepada korban yang membutuhkan.

Penguatan Branding Zakat Indonesia

Diplomasi ini memiliki dimensi strategis lain: penguatan citra zakat Indonesia di mata dunia. BAZNAS memperlihatkan bahwa zakat bukan hanya instrumen domestik untuk mengurangi kemiskinan, tetapi juga alat diplomasi lunak (soft diplomacy) Indonesia dalam meneguhkan peran sebagai bangsa besar, berperadaban luhur, dan peduli sesama.

Respons cepat, profesionalisme tim di lapangan, serta akuntabilitas dalam pelaporan bantuan memperlihatkan wajah zakat yang modern, transparan, dan global. Ini meneguhkan kepercayaan publik nasional dan internasional terhadap potensi zakat sebagai kekuatan peradaban.

Diplomasi Kemanusiaan Sebagai Amanat Umat

Gempa Myanmar menjadi cermin bahwa batas geografis tidak membatasi amanat kemanusiaan. Apa yang dilakukan BAZNAS bukan hanya soal pengiriman bantuan, melainkan juga tentang membangun jembatan kemanusiaan yang lebih luas, mempertegas nilai bahwa umat Islam – dan bangsa Indonesia – hadir untuk siapa pun yang membutuhkan, tanpa syarat.

Ke depan, model diplomasi kemanusiaan berbasis zakat ini perlu terus diperkuat: dengan memperluas jaringan, meningkatkan kapasitas respons bencana, dan membangun literasi publik bahwa setiap zakat yang dibayarkan bukan hanya bermanfaat untuk sekitar kita, tetapi juga bisa menjadi secercah harapan bagi dunia.

Diplomasi kemanusiaan BAZNAS di Myanmar adalah bukti bahwa zakat, jika dikelola dengan visi besar, mampu menjadi jembatan peradaban, mempererat solidaritas umat, dan menunjukkan bahwa Islam – melalui zakatnya – membawa rahmat bagi seluruh alam.

*Marie Muhammad WildanMahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Menekuni isu-isu zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF) Zakatindonesia.id. Jurnalis kampus yang aktif menulis di media massa dan media sosial sejak Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Jakarta Selatan.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment