- Studi Kasus Zakat Profesi atau Zakat Penghasilan (Bagian IV-Habis)
- Strategi Pengeloaan Zakat Dalam Pemberdayaan Umat (Bagian IV-Habis)
- Strategi Pengeloaan Zakat Dalam Pemberdayaan Umat (Bagian III)
- Studi Kasus Zakat Profesi atau Zakat Penghasilan (Bagian III)
- Strategi Pengeloaan Zakat Dalam Pemberdayaan Umat (Bagian II)
- Digital Experience dalam Perbankan Syariah (Bagian III-Habis)
- Studi Kasus Zakat Profesi atau Zakat Penghasilan (Bagian II)
- Pemerintah Libatkan Pengusaha dan Filantroper Percepat Penyaluran Bansos
- Strategi Pengeloaan Zakat Dalam Pemberdayaan Umat (Bagian I)
- Digital Experience dalam Perbankan Syariah (Bagian II)
Digital Experience dalam Perbankan Syariah (Bagian I)
Sumber: https://ejournal.gunadarma.ac.id

Keterangan Gambar : Dok: Asistensi AI
Penulis: 1) Olivia Fitrianih (Universitas Gunadarma), 2) Maulana Syarif Hidayatullah (Universitas Gunadarma)
Pendahuluan
Baca Lainnya :
Saat ini, kemajuan
teknologi yang cepat memengaruhi hampir seluruh aktivitas manusia, termasuk sektor ekonomi
dan perbankan. Transaksi dan pencarian data menggunakan teknologi informasi
seperti internet. Dengan menawarkan layanan elektronik seperti perbankan
internet, perbankan mobile, dan
perbankan SMS, sektor perbankan juga memanfaatkan kemajuan ini. Transaksi
keuangan sekarang dapat dilakukan melalui ponsel dan internet, tidak hanya di
ATM. Ini membuat pelanggan lebih mudah dan mendorong mereka untuk menggunakan
layanan ini (Finannafi’ah & Witono, 2022).
Mobile banking adalah layanan perbankan,
termasuk perbankan syariah, yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi kapan
saja dan di mana saja tanpa harus mengunjungi kantor cabang secara fisik. Layanan ini
bertujuan untuk meningkatkan kemudahan dan memenuhi kebutuhan pasar melalui
transaksi non-finansial melalui smartphone,
seperti pembayaran tagihan,
membeli pulsa, dan transfer dana.
Layanan BSI Mobile
ditawarkan oleh Bank Syariah Indonesia (BSI), yang merupakan produk dari merger BRI Syariah, Bank Syariah
Mandiri, dan BNI Syariah. Layanan ini memudahkan pelanggan melakukan transaksi
keuangan mereka (Junaedi & Neneng, 2023).
Tabel 1. Jumlah
Nasabah dan Jumlah
Transaksi BSI Mobile
No. |
Tahun |
Nasabah |
Transaksi |
1 |
2021 |
2,7 Juta |
46,4 Juta |
2 |
2022 |
4,07 Juta |
117,72 Juta |
3 |
2023 |
5,39 Juta |
170,70 Juta |
4 |
2024 |
7,1Juta |
247,5 Juta |
Sumber : Bank Syariah
Indonesia & Antaranews
Karakteristik praktis BSI Mobile memungkinkan transaksi tanpa perlu mengunjungi kantor cabang, dan sistem keamanan canggih dan perlindungan data yang ketat menjaga kepercayaan dan kenyamanan pelanggan saat menggunakan layanan digital. Faktor utama peningkatan kepuasan pelanggan adalah kemudahan akses. Fokus BSI pada pengalaman pengguna daripada jumlah, dengan pendapatan berdasarkan biaya mencapai Rp 178,2 miliar.
Perlindungan data dan transaksi tetap menjadi prioritas utama. Meskipun demikian, masih ada beberapa masalah yang membuat Anda tidak puas. Akibatnya, evaluasi kemudahan, keamanan, dan kenyamanan BSI Mobile sangat penting untuk meningkatkan layanan yang diberikan (Indonesia, 2024). Menurut penelitian (Siswoyo & Irianto, 2023) dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM), persepsi kemudahan memengaruhi persepsi orang tentang apa yang mereka lakukan. Persepsi manfaat, bagaimanapun, tidak memiliki dampak yang signifikan. Sikap penggunaan memengaruhi minat, dan minat memengaruhi penggunaan mobile banking.
Dengan menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM), penelitian ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana layanan BSI Mobile, seperti Kemudahan, Keamanan, dan Kenyamanan, memengaruhi Kepuasan Nasabah. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi tentang bagaimana pengalaman digital nasabah memengaruhi kepuasan mereka, dan juga menjadi masukan bagi BSI dalam meningkatkan kualitas layanan digital perbankan syariah.
Kerangka Teori
Penelitian ini didasarkan pada kerangka kerja Technology Acceptance Model (TAM) yang diperkenalkan oleh Davis (1989) sebagai pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang dikemukakan oleh Ajzen dan Fishbein. TAM merupakan model yang banyak digunakan untuk menjelaskan perilaku adopsi teknologi, dengan menekankan bahwa keputusan pengguna dipengaruhi oleh keyakinan, sikap, niat, dan perilaku aktual.
Kemudahan
Keamanan
Kenyamanan
Kepuasan Nasabah
Kepuasan nasabah diartikan sebagai perbandingan antara harapan pengguna dan pengalaman aktual mereka terhadap layanan yang diberikan. Ketika layanan memenuhi atau melebihi harapan, nasabah akan merasa puas dan cenderung tetap menggunakan layanan tersebut. Oleh karena itu, kualitas layanan, kemudahan, keamanan, dan kenyamanan menjadi faktor penting dalam membentuk kepuasan (Erina, 2021).
Berdasarkan teori TAM dan temuan dari penelitian sebelumnya, dapat disusun kerangka pemikiran bahwa persepsi terhadap kemudahan, keamanan, dan kenyamanan akan memengaruhi tingkat kepuasan nasabah. Kepuasan ini menjadi indikator penting dalam menilai keberhasilan adopsi teknologi perbankan digital. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H1: Kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap
kepuasan nasabah.
H2: Keamanan berpengaruh positif terhadap kepuasan
nasabah.
H3: Kenyamanan berpengaruh positif terhadap kepuasan nasabah.
