Dompet Dhuafa: Jadikan Zakat Penolong di Akhirat

By Revolusioner 04 Sep 2025, 14:53:38 WIB Filantropi
Dompet Dhuafa: Jadikan Zakat Penolong di Akhirat

Zakat sebagai bekal akhirat adalah pemahaman yang mesti dimiliki setiap muslim. Kewajiban menunaikan zakat tidak hanya sekadar ritual duniawi, tetapi sarana investasi jangka panjang yang pahala dan manfaatnya, akan dinikmati di akhirat kelak. Dalam perjalanan spiritual seorang muslim, zakat siap menjadi pelindung untuk membersihkan harta, menebar keberkahan, dan menjadi tabungan kebaikan yang tak terputus bahkan setelah kehidupan dunia berakhir. 

Bekal Untuk Mempersiapkan Jiwa dan Harta Menuju Ridha Ilahi

Ketika kita membicarakan Zakat sebagai bekal akhirat, sesungguhnya kita tengah menyiapkan harta sebagai modal spiritual untuk kehidupan yang kekal. Allah Swt. berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 103:

Baca Lainnya :

“Ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. At-Taubah ayat 103).

Ayat di atas menegaskan bahwa zakat bukan sekadar kewajiban finansial, tapi juga sarana pembersih jiwa dan harta menuju kebersihan spiritual. Melalui kewajiban zakat ini, seseorang disucikan dari sifat kikir dan menghadap Allah dengan hati yang bersih.

Zakat sebagai Bekal Akhirat yang Tertulis di Al-Quran

Sahabat, perintah zakat adalah bagian penting dari ajaran Islam yang ditegaskan berulang kali dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat suci ini menempatkan zakat sebagai ibadah yang sejajar dengan shalat, bahkan sebagai bukti nyata keimanan seorang Muslim terhadap hari akhir.

Muslim yang Taat Selalu Berzakat

Dalam Surah Al-Baqarah ayat 43, Allah Swt. berfirman, “Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” Ayat ini menegaskan bahwa zakat adalah amal utama yang tidak boleh ditinggalkan oleh setiap Muslim yang beriman. Dengan menunaikannya, seorang hamba telah membersihkan hartanya sekaligus mengokohkan dirinya sebagai bagian dari umat Islam yang taat.

Orang yang Berzakat, Percaya Adanya Akhirat

Dalam Surah Luqman ayat 4, Allah kembali mengingatkan, “(yaitu) orang-orang yang menegakkan salat, menunaikan zakat, dan meyakini adanya akhirat.” Ayat ini memperlihatkan keterkaitan erat antara zakat dengan keyakinan terhadap hari pembalasan. Orang-orang yang menunaikan zakat digambarkan sebagai mereka yang benar-benar meyakini kehidupan akhirat, sehingga amalnya tidak hanya berhenti di dunia, tetapi menjadi bekal abadi di sisi Allah Swt.

Lalai Berzakat, Celaka Dunia-Akhirat

Pada Surah At-Taubah ayat 34-35 berbunyi, “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya banyak dari para rabi dan rahib benar-benar memakan harta manusia dengan batil serta memalingkan (manusia) dari jalan Allah. Orang-orang yang menyimpan emas dan perak, tetapi tidak menginfakkannya di jalan Allah, berikanlah kabar ‘gembira’ kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih. pada hari ketika (emas dan perak) itu dipanaskan dalam neraka Jahanam lalu disetrikakan (pada) dahi, lambung, dan punggung mereka (seraya dikatakan), “Inilah apa (harta) yang dahulu kamu simpan untuk dirimu sendiri (tidak diinfakkan). Maka, rasakanlah (akibat dari) apa yang selama ini kamu simpan.”

Ayat di atas secara jelas menyebutkan ancaman bagi mereka yang menimbun harta dan tidak berinfak di jalan Allah (zakat). Allah SWT menyebut golongan itu sebagai orang-orang yang menolak kebenaran dan akan kekal dalam kerugian akhirat. Ayat ini menjadi peringatan keras bahwa zakat bukanlah perkara sepele, melainkan syariat yang kelalaiannya bisa berakibat fatal.

Manfaat Jadikan Zakat Sebagai Bekal Akhirat

Sahabat, setiap amal yang Allah perintahkan pasti mengandung kebaikan yang kembali kepada hamba-Nya. Begitu pula dengan zakat, yang bukan sekadar kewajiban syariat, tetapi juga jalan untuk meraih keberkahan dunia dan keselamatan akhirat. Menjadikan zakat sebagai bekal akhirat menghadirkan banyak manfaat yang tidak hanya menyentuh kehidupan spiritual, tetapi juga membawa ketentraman sosial dan rezeki yang melimpah.

Salah satu manfaat paling utama adalah membersihkan harta dan jiwa. Dalam setiap harta yang kita miliki, terdapat hak orang lain yang wajib ditunaikan. Dengan zakat, harta itu kembali suci dan jauh dari sifat kikir, sementara jiwa menjadi lembut karena dilatih untuk peduli pada sesama. 

Selain itu, zakat juga menjadi pembuka pintu rezeki dan keberkahan. Allah Swt. menjanjikan bahwa harta yang dikeluarkan di jalan-Nya tidak akan berkurang, melainkan bertambah dengan keberkahan. 

Zakat juga berfungsi sebagai perlindungan dari siksa akhirat. Dalam Surah At-Taubah ayat 34–35, Allah memperingatkan dengan tegas bahwa orang-orang yang menimbun harta tanpa menunaikan zakat akan disiksa di hari kiamat. Ayat ini mengingatkan kita bahwa kelalaian dalam zakat bukanlah hal ringan, melainkan bisa menjadi sebab kesengsaraan di akhirat.

Terakhir, zakat adalah bukti keimanan dan ketakwaan. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 177 Allah berfirman, “Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, melainkan kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab suci, dan nabi-nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya; melaksanakan salat; menunaikan zakat; menepati janji apabila berjanji; sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

Allah menyebutkan bahwa orang yang benar-benar bertakwa adalah mereka yang menunaikan zakat di samping ibadah lainnya. Semoga kita semua tetap berada di barisan orang-orang beriman dan bertakwa. Aamiin yaa Rabbal ‘alamin.

Kontributor: Rachma

Editor: MAS

Sumber: https://www.dompetdhuafa.org




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment