- Filantropi India-Amerika: Tradisi Menabur Perubahan dan Menginspirasi Berbagi
- Agar Produktif dan Melek Teknologi, Pemerintah Hadirkan Program Sekolah Lansia
- Kemenag Dorong Lebih Banyak Perempuan Ikut Beasiswa Indonesia Bangkit
- Ivan Gunawan dan BAZNAS Bawa Langsung Rp 2 M Donasi Palestina ke Mesir
- Hari Tani Nasional: Filantropi Islam untuk Kedaulatan Pangan
- Memperkuat Demokrasi melalui Ziswaf
- Mendamaikan Dunia dengan Filantropi Islam
- Saudara Sepersusuan: Hukum dan Batasannya Menurut Islam
- Destana Kembang dan Rumah Zakat Gelar Aksi Jaga Mangrove
- IZI Ringankan Biaya Pengobatan Ghaitsa, Pejuang Kecil Down Syndrome
Dompet Dhuafa: Jadikan Zakat Penolong di Akhirat

Zakat sebagai bekal akhirat adalah pemahaman yang mesti
dimiliki setiap muslim. Kewajiban menunaikan zakat tidak hanya sekadar ritual
duniawi, tetapi sarana investasi jangka panjang yang pahala dan manfaatnya,
akan dinikmati di akhirat kelak. Dalam perjalanan spiritual seorang muslim,
zakat siap menjadi pelindung untuk membersihkan harta, menebar keberkahan, dan
menjadi tabungan kebaikan yang tak terputus bahkan setelah kehidupan dunia
berakhir.
Bekal Untuk Mempersiapkan Jiwa dan Harta Menuju Ridha Ilahi
Ketika kita membicarakan Zakat sebagai bekal akhirat,
sesungguhnya kita tengah menyiapkan harta sebagai modal spiritual untuk
kehidupan yang kekal. Allah Swt. berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 103:
Baca Lainnya :
- BAZNAS Tanggulangi Anemia pada Remaja Putri Yogyakarta 0
- Z-Auto, Bukti Keberhasilan BAZNAS Berdayakan Mustahik di Banten0
- BAZNAS Bantu Petani Mustahik Tingkatkan Hasil Panen secara Alami0
- Program Zmart BAZNAS Tingkatkan Omzet Pedagang Mikro di Kaltara0
- Dari Talang Semut, Ibu Fitri Bangkit Lewat Program ZChicken BAZNAS0
“Ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan dan
membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah
ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS.
At-Taubah ayat 103).
Ayat di atas menegaskan bahwa zakat bukan sekadar kewajiban
finansial, tapi juga sarana pembersih jiwa dan harta menuju kebersihan
spiritual. Melalui kewajiban zakat ini, seseorang disucikan dari sifat kikir
dan menghadap Allah dengan hati yang bersih.
Zakat sebagai Bekal Akhirat yang Tertulis di Al-Quran
Sahabat, perintah zakat adalah bagian penting dari ajaran
Islam yang ditegaskan berulang kali dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat suci ini
menempatkan zakat sebagai ibadah yang sejajar dengan shalat, bahkan sebagai
bukti nyata keimanan seorang Muslim terhadap hari akhir.
Muslim yang Taat Selalu Berzakat
Dalam Surah Al-Baqarah ayat 43, Allah Swt. berfirman, “Tegakkanlah
salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” Ayat
ini menegaskan bahwa zakat adalah amal utama yang tidak boleh ditinggalkan oleh
setiap Muslim yang beriman. Dengan menunaikannya, seorang hamba telah
membersihkan hartanya sekaligus mengokohkan dirinya sebagai bagian dari umat
Islam yang taat.
Orang yang Berzakat, Percaya Adanya Akhirat
Dalam Surah Luqman ayat 4, Allah kembali mengingatkan, “(yaitu)
orang-orang yang menegakkan salat, menunaikan zakat, dan meyakini adanya
akhirat.” Ayat ini memperlihatkan keterkaitan erat antara zakat dengan
keyakinan terhadap hari pembalasan. Orang-orang yang menunaikan zakat
digambarkan sebagai mereka yang benar-benar meyakini kehidupan akhirat,
sehingga amalnya tidak hanya berhenti di dunia, tetapi menjadi bekal abadi di
sisi Allah Swt.
Lalai Berzakat, Celaka Dunia-Akhirat
Pada Surah At-Taubah ayat 34-35 berbunyi, “Wahai orang-orang
yang beriman, sesungguhnya banyak dari para rabi dan rahib benar-benar memakan
harta manusia dengan batil serta memalingkan (manusia) dari jalan Allah.
Orang-orang yang menyimpan emas dan perak, tetapi tidak menginfakkannya di
jalan Allah, berikanlah kabar ‘gembira’ kepada mereka (bahwa mereka akan
mendapat) azab yang pedih. pada hari ketika (emas dan perak) itu dipanaskan
dalam neraka Jahanam lalu disetrikakan (pada) dahi, lambung, dan punggung mereka
(seraya dikatakan), “Inilah apa (harta) yang dahulu kamu simpan untuk dirimu
sendiri (tidak diinfakkan). Maka, rasakanlah (akibat dari) apa yang selama ini
kamu simpan.”
Ayat di atas secara jelas menyebutkan ancaman bagi mereka
yang menimbun harta dan tidak berinfak di jalan Allah (zakat). Allah SWT
menyebut golongan itu sebagai orang-orang yang menolak kebenaran dan akan kekal
dalam kerugian akhirat. Ayat ini menjadi peringatan keras bahwa zakat bukanlah
perkara sepele, melainkan syariat yang kelalaiannya bisa berakibat fatal.
Manfaat Jadikan Zakat Sebagai Bekal Akhirat
Sahabat, setiap amal yang Allah perintahkan pasti mengandung
kebaikan yang kembali kepada hamba-Nya. Begitu pula dengan zakat, yang bukan
sekadar kewajiban syariat, tetapi juga jalan untuk meraih keberkahan dunia dan
keselamatan akhirat. Menjadikan zakat sebagai bekal akhirat menghadirkan banyak
manfaat yang tidak hanya menyentuh kehidupan spiritual, tetapi juga membawa
ketentraman sosial dan rezeki yang melimpah.
Salah satu manfaat paling utama adalah membersihkan harta
dan jiwa. Dalam setiap harta yang kita miliki, terdapat hak orang lain yang
wajib ditunaikan. Dengan zakat, harta itu kembali suci dan jauh dari sifat
kikir, sementara jiwa menjadi lembut karena dilatih untuk peduli pada
sesama.
Selain itu, zakat juga menjadi pembuka pintu rezeki dan
keberkahan. Allah Swt. menjanjikan bahwa harta yang dikeluarkan di jalan-Nya
tidak akan berkurang, melainkan bertambah dengan keberkahan.
Zakat juga berfungsi sebagai perlindungan dari siksa
akhirat. Dalam Surah At-Taubah ayat 34–35, Allah memperingatkan dengan tegas
bahwa orang-orang yang menimbun harta tanpa menunaikan zakat akan disiksa di
hari kiamat. Ayat ini mengingatkan kita bahwa kelalaian dalam zakat bukanlah
hal ringan, melainkan bisa menjadi sebab kesengsaraan di akhirat.
Terakhir, zakat adalah bukti keimanan dan ketakwaan. Dalam
Surah Al-Baqarah ayat 177 Allah berfirman, “Kebajikan itu bukanlah menghadapkan
wajahmu ke arah timur dan barat, melainkan kebajikan itu ialah (kebajikan)
orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab suci, dan
nabi-nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang
miskin, musafir, peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya; melaksanakan
salat; menunaikan zakat; menepati janji apabila berjanji;
sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah
orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
Allah menyebutkan bahwa orang yang benar-benar bertakwa adalah mereka yang menunaikan zakat di samping ibadah lainnya. Semoga kita semua tetap berada di barisan orang-orang beriman dan bertakwa. Aamiin yaa Rabbal ‘alamin.
Kontributor: Rachma